Kota Bengkulu , khususnya daerah jalan menuju pantai Kualo menghadapi tantangan serius dengan meningkatnya tumpukan sampah sehingga menggangu aktivitas. Menurut Edi seorang Pedagang buah yang berjualan tidak jauh dari tumpukan sampah, ini sudah terjadi lebih dari 10 tahun dan tidak kunjung ada solusinya. Tumpukan sampah ini terjadi akibat masyarakat sekitar yang membuang sampah rumah tangga nya di tempat ini. Tumpukan sampah yang semakin besar di sepanjang jalan Kualo sampai ke Kawasan Kota Tuo sangat mengganggu lalu lintas para pengendara yang melintas di jalan ini serta mengganggu indra penciuman .
Tumpukan sampah sebenarnya disebabkan karena semakin padatnya penduduk, akhirnya menyebabkan sampah semakin menumpuk karena tempat atau ruang untuk menampung sampah berkurang. Semakin meningkat aktivitas penduduk, sampah yang dihasilkan pun semakin banyak, misalnya pada aktivitas pembangunan, perdagangan, industri, limbah rumah tangga, dan sebagainya. Pengendara dihadapkan pada situasi sulit ketika harus melewati tumpukan sampah yang sampai berserakan di jalan dan dapat pula menyebabkan kecelakaan. Selain dari dampak lingkungan dari tumpukan sampah ini sangat mengkhawatirkan, karena berpotensi menyebabkan pencemaran air dan udara yang dapat merugikan masyarakat yang tinggal disekitar tumpukan sampah serta pengendara yang melintas.
Keluhan yang paling banyak yaitu aroma dari sampah yang sangat tidak sedap yang bahkan sudah tercium dari jarak yang cukup jauh. Aroma yang sangat tidak sedap ini jika dihirup oleh, masyarakat sekitar secara terus menerus dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Selain itu pula, sampah kerap kali berserakan dan berterbangan yang membuat jalan menjadi licin sehingga pengendara yang melintas harus fokus dan berhati-hati. “Sebenarnya ini memang sudah jadi tempat pembuangan sejak lama dan tanah ini memang milik pribadi dan memiliki sekitar 7 pekerja yang mengelolah, yang membuang sampah disini itu dipungut biaya sebagai upah untuk pekerja, namun biaya yang dikenakan pada masyarakat malah tidak dikondisikan dan dikelola dengan baik. Jadilah sampah-sampah ini mencemari udara disekitar sini,” ucap Edi pedagang buah yang berjualan tidak jauh dari tempat pembuangan sampah.
Beberapa kali sudah sempat ada papan pemberitahuan untuk masyarakat agar tidak membuang sampah di tempat tersebut oleh dinas terkait, namun tampaknya hal tersebut tak dihiraukan masyarakat setempat. Awalnya tumpukan sampah dibersihkan oleh petugas yang berwenang, hal ini sempat sangat membahagiakan pengendara motor dan mobil, namun hal ini tak berlangsung lama. Tidak berselang lama sekitar beberapa minggu kemudian tumpukan sampah sudah kembali menggunung sehinggga menjadi keresahan masyarakat pula. Ini menjadi pertanyaan besar bagi masyarakat dan pengendara, mengapa masalah sampah saja tidak kunjung tuntas untuk diselesaikan.
“Sangat menggangu karena bau sampah ini sampai ke area rumah kami dan takutnya mengganggu pengendara saat melintas karena menghindari sampah yang berterbangan. Kami sangat berharap untuk pemerintah terkait bisa memberikan solusi agar masalah ini bisa teratasi karena hal ini sudah berlangsung cukup lama terbukti sudah diberi larangan tapi tetap dilanggar masyarakat,” kata Endah salah satu warga sekitar yang bertempat tinggal tak jauh dari tempat pembuangan sampah saat di wawancarai di tempat yang berbeda. Mengapa hal kecil seperti ini terkesan sangat susah untuk diselesaikan oleh pemerintah kota. Seharusnya pemerintah memiliki respon terhadap keresahan masyarakatnya dan segera mengimplementasikan solusi yang efektif, termasuk peningkatan sistem pengelolaan sampah dan kampanye kesadaran masyarakat. Dalam menghadapi krisis ganda ini , langkah – langkah konkret ini perlu diambil agar lingkungan dapat dipulihkan dan mobilitas masyarakat tidak terusik oleh tumpukan sampah yang meresahakan.
“Harapannya kepada pemerintah untuk bisa menyediakan tempat pembuangan sampah yang mungkin dekat dengan masyarakat disini. Sehingga masyarakat punya tempat pembuangan sampah yang khusus tanpa harus membuang di tempat yang tidak seharusnya dekat dengan rumah penduduk atau tempat saya berjualan seperti ini,” tambah Edi saat di wawancarai.
Pentingnya menjaga lingkungan hidup bagi masyarakat haruslah segera digaungkan. Kepada masyarakat pula hendaknya untuk tidak mencemari lingkungan dengan membuang sampah di tempat yang tidak seharusnya. Menjaga lingkungan menjadi penting agar masyarakat menjadi lebih teratur dan rapi hingga terjadi keseimbangan dan keselarasan antar lingkungan rumah dan alam sekitarnya dan dapat menghindari sedini mungkin nyamuk dan serangga yang dapat menjadi penyebab penyakit. BN