Inspira Diunarii
  • Berita Utama
  • Berita Foto
  • Feature
  • Opini
No Result
View All Result
Inspira Diunarii
  • Berita Utama
  • Berita Foto
  • Feature
  • Opini
No Result
View All Result
Inspira Diunarii
No Result
View All Result
Home Feature

Pesona Festival Tabot Bengkulu: Menjaga Tradisi, Merajut Kebersamaan

by Jurnalistik UNIB
3 November 2024
in Feature
186 2

Festival Tabot, yang diadakan setiap tahun di Bengkulu, bukan hanya menjadi simbol penghormatan bagi para leluhur, tetapi juga merupakan pesta budaya yang menyatukan berbagai elemen masyarakat. Acara ini dikenal sebagai peringatan perjuangan dan pengorbanan cucu Nabi Muhammad SAW, Hasan dan Husain, dalam peristiwa Karbala. Namun, di luar aspek religiusnya, Festival Tabot juga menjadi ajang pelestarian budaya serta sarana wisata yang menarik wisatawan lokal maupun mancanegara.

Asal Usul Tabot dan Sejarahnya di Bengkulu

Tradisi Tabot awalnya dibawa oleh para pekerja asal India Selatan yang datang ke Bengkulu pada abad ke-18. Mereka memperkenalkan ritual ini untuk mengenang peristiwa Karbala, di mana cucu Nabi Muhammad SAW, Husain, gugur dalam pertempuran yang tragis. Seiring waktu, upacara ini diadopsi dan dilestarikan oleh masyarakat Bengkulu sebagai bagian dari identitas budaya mereka. Tabot sendiri berarti “peti” atau “replika bangunan” yang akan diarak dalam prosesi penuh makna.

Rangkaian Acara yang Sarat Makna

Festival Tabot biasanya berlangsung selama sepuluh hari, dimulai dari tanggal 1 hingga 10 Muharram dalam kalender Islam. Rangkaian acaranya mencakup berbagai prosesi tradisional yang memiliki simbolisme mendalam. Berikut beberapa momen yang dinantikan:

  1. Mengambil Tanah – Dimulai dengan mengambil tanah dari tempat tertentu yang dianggap sakral, melambangkan asal usul manusia.
  2. Mendirikan Tabot – Pada fase ini, replika Tabot mulai didirikan. Replika ini terbuat dari bambu yang dihias indah, menggambarkan peti yang diyakini membawa simbol-simbol kesucian dan perjuangan.
  3. Arak-arakan dan Tarian Tradisional – Pada malam hari, festival semakin meriah dengan adanya arak-arakan yang diiringi tabuhan dol dan tassa, alat musik tradisional Bengkulu. Tabuhan dol dan tassa memiliki ritme khas yang menggugah semangat, seakan membawa peserta dan penonton larut dalam peringatan yang khidmat namun penuh energi.
  4. Upacara Tabot Besanding dan Tabot Tebuang – Puncak dari festival ini adalah Tabot Besanding dan Tabot Tebuang, yang menandakan berakhirnya seluruh rangkaian acara. Pada fase Tabot Tebuang, tabot diarak menuju pantai dan dibuang, sebagai simbolisasi pelepasan duka cita.

Kemeriahan Festival dan Antusiasme Masyarakat

Festival Tabot tak hanya menjadi ajang sakral, tetapi juga pesta rakyat yang penuh kemeriahan. Masyarakat Bengkulu berbondong-bondong memenuhi alun-alun untuk menyaksikan pawai dan berbagai atraksi budaya. Festival ini juga dilengkapi dengan bazar makanan, pameran kerajinan lokal, hingga berbagai lomba yang melibatkan anak-anak dan remaja, menjadikannya sebagai sarana edukasi budaya bagi generasi muda.

Pesona Dol: Alat Musik Tradisional Pengiring Tabot

Dol, alat musik yang dimainkan selama Tabot, memiliki peran penting dalam menghidupkan suasana festival. Terbuat dari kayu dan kulit kambing, dol menghasilkan bunyi yang khas dan kuat, sehingga tabuhan dol dapat terdengar hingga jauh. Musik dol tidak hanya menggugah semangat, tetapi juga menjadi pengikat emosi bagi warga Bengkulu yang mengikuti prosesi ini.

Festival Tabot sebagai Daya Tarik Wisata

Bagi wisatawan, Festival Tabot adalah kesempatan langka untuk menikmati atraksi budaya yang unik dan otentik. Setiap tahunnya, festival ini menarik perhatian ribuan pengunjung dari dalam dan luar negeri. Pemerintah daerah Bengkulu juga terus berupaya meningkatkan kualitas dan promosi festival ini, agar dapat menarik lebih banyak wisatawan.

Festival Tabot bukan sekadar perayaan, melainkan simbol hidup dari warisan leluhur yang terjaga dari generasi ke generasi. Lewat Festival Tabot, Bengkulu mengingatkan kita akan pentingnya menjaga tradisi, merajut kebersamaan, dan menghargai perjuangan yang telah tertanam dalam jiwa masyarakatnya.

Share160Tweet100Send
Previous Post

Transparansi dan Retorika Kosong dalam Debat Kampanye

Next Post

Keindahan Sakral Batik Basurek dalam Setiap Lembaran Kain

RelatedPosts

Kebaya sebagai Identitas Budaya Indonesia yang Abadi
Feature

Kebaya sebagai Identitas Budaya Indonesia yang Abadi

27 Desember 2024
Hutan Mangrove: Pelindung Pesisir yang Mulai Tergerus
Feature

Hutan Mangrove: Pelindung Pesisir yang Mulai Tergerus

14 November 2024
Tabut Bengkulu: Ritual Peringatan dengan Pesan Perdamaian
Feature

Tabut Bengkulu: Ritual Peringatan dengan Pesan Perdamaian

12 November 2024

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman Pemberitaan
Whatsapp: +26 8117308578

© 2023 InspiraDiurnarii.com - PORTAL BERITA S1 JURNALISTIK UNIB.

No Result
View All Result
  • Berita Utama
  • Berita Foto
  • Feature
  • Opini

© 2023 InspiraDiurnarii.com - PORTAL BERITA S1 JURNALISTIK UNIB.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In