Di tanah Bengkulu yang kaya akan sejarah dan budaya, tradisi Tabot menjadi salah satu acara paling ikonik dan penuh makna. Setiap tahun, warga Bengkulu dan wisatawan berkumpul untuk menyaksikan ritual ini, yang menjadi peringatan akan perjuangan Imam Husain bin Ali, cucu Nabi Muhammad SAW, dalam pertempuran Karbala. Tidak hanya menjadi sarana mengenang sejarah, Tabot juga mengukir identitas budaya dan spiritual masyarakat Bengkulu yang terus hidup di tengah perubahan zaman.
Asal Mula Tabot
Tradisi Tabot diyakini diperkenalkan oleh komunitas keturunan India Selatan yang datang ke Bengkulu pada abad ke-17. Mereka membawa ritual ini sebagai bentuk penghormatan kepada Imam Husain, yang gugur dalam pertempuran di Karbala. Dalam perkembangannya, masyarakat Bengkulu mengadaptasi tradisi ini dan menjadikannya salah satu bagian dari kehidupan budaya mereka. “Tabot” sendiri diambil dari kata “Tabut,” yang bermakna peti atau usungan, simbol yang digunakan untuk membawa spirit Imam Husain dalam ritual ini.
Prosesi dan Rangkaian Ritual
Rangkaian Tabot biasanya dimulai pada tanggal 1 hingga 10 Muharram, bulan pertama dalam kalender Hijriah. Prosesi ini terdiri dari beberapa tahapan yang masing-masing memiliki makna tersendiri. Berikut adalah rangkaian utama dalam ritual Tabot:
- Mengambik Tanah
Rangkaian Tabot diawali dengan upacara “Mengambik Tanah” yang dilakukan di makam para leluhur di kawasan Sungai Jitra. Tanah ini dianggap suci dan menjadi simbol dari perjuangan Imam Husain yang membumi. - Duduk Penja
Penja adalah benda yang menyerupai tangan, melambangkan tangan Imam Husain. Pada tahapan ini, penja dimandikan dan disucikan sebagai bentuk penghormatan. Penja kemudian akan diarak pada prosesi berikutnya. - Meradai
Meradai atau mengumpulkan dana dan bahan-bahan untuk acara Tabot biasanya dilakukan oleh keluarga yang melaksanakan ritual ini. Meradai menjadi bentuk kebersamaan dalam masyarakat Bengkulu yang turut mendukung berlangsungnya tradisi tersebut. - Arak Penja
Arak Penja adalah puncak dari rangkaian prosesi Tabot, di mana replika tangan Imam Husain diarak keliling kota Bengkulu. Suara rebana dan gendang mengiringi perjalanan arak-arakan, yang menambah suasana khidmat dan penuh takzim. Pada momen ini, masyarakat berkumpul dan berdoa untuk keselamatan dan perdamaian. - Tabot Besanding
Puncak dari perayaan Tabot adalah Tabot Besanding, di mana semua replika Tabot dari berbagai keluarga berkumpul di satu tempat. Suasana Tabot Besanding begitu semarak dengan kehadiran ribuan pengunjung, yang datang untuk menyaksikan keagungan tradisi ini.
Budaya dan Nilai di Balik Tabot
Tabot lebih dari sekadar ritual tahunan; ia adalah sebuah penghormatan terhadap prinsip kebenaran, keadilan, dan keberanian yang ditunjukkan oleh Imam Husain. Dalam pertempuran Karbala, Imam Husain berjuang melawan ketidakadilan, yang menginspirasi banyak orang hingga kini. Melalui Tabot, nilai-nilai perjuangan ini terus diwariskan kepada generasi muda Bengkulu.
Selain nilai-nilai moral dan spiritual, Tabot juga menjadi simbol kebersamaan dan solidaritas. Masyarakat Bengkulu dari berbagai lapisan turut ambil bagian dalam mempersiapkan acara ini, memperkuat ikatan sosial di antara mereka.
Warisan Budaya dan Pariwisata
Saat ini, Tabot juga menjadi salah satu daya tarik wisata bagi Bengkulu. Festival Tabot masuk dalam kalender pariwisata nasional, menarik minat wisatawan dari berbagai daerah dan mancanegara. Para wisatawan tidak hanya menyaksikan prosesi yang megah, tetapi juga bisa menikmati pertunjukan seni dan kuliner khas Bengkulu yang dihadirkan selama perayaan.
Di balik semarak dan warna-warni festival Tabot, tersimpan pesan universal tentang keberanian, perdamaian, dan rasa hormat terhadap sejarah. Masyarakat Bengkulu membuktikan bahwa tradisi, ketika dilestarikan dengan penuh cinta dan ketulusan, dapat menjadi warisan berharga bagi generasi mendatang. Tradisi Tabot, dengan segala kearifan dan spiritualitasnya, adalah bukti bahwa budaya lokal dapat menjadi kekuatan untuk mempererat hubungan antarmanusia, menginspirasi, serta menghormati masa lalu demi masa depan yang lebih baik.